Warta Berita
Pada tahun 1856 Williem Henry Perkin telah menemukan zat warna kimia yang disebut “mauve” atau orang biasa menyebut zat warna anilina atau zat warna ter batu bara karena diperoleh melalui isolasi dari batu bara yang selanjutnya disebut zat warna sintetik. Perkembangan selanjutnya adalah ditemukannya zat warna anilena hitam pada tahun 1863, zat warna direk pada tahun 1884, zat warna indantren pada tahun 1901, zat warna napthol pada tahun 1912, zat warna rapid yang merupakan campuran antara napthol dan garam diazonium ditemukan pada tahun 1920, zat warna indigosol pada tahun 1912 telah diketemukan dan merupakan ester asam sulfat dari leuko zat warna bejana yang pada intinya mencontoh struktur kimia yang ada pada tumbuhan Indigofera tinctoria dan perkembangan selanjutnya adalah zat warna reaktif yang biasa disebut dengan zat warna procion ditemukan pada tahun 1956.
Oleh sebab itu, mengacu
pada surat pelarangan dan melihat dampak yang ditimbulkan dari penggunaan zat
pewarna sintetis tersebut maka kami, IKM Batik “BIXA” berkomitmen untuk menjaga
kelestarian lingkungan dan melestarikan warisan budaya bangsa Indonesia dengan
cara memproduksi batik-batik dengan zat pewarna alami dari tumbuh-tumbuhan.
“BIXA” adalah nama sebuah tumbuh-tumbuhan yang mengandung zat pewarna alami
yaitu “BIXIN”. Nama lengkap tumbuhan ini adalah Bixa Orellana yang tumbuh di sepanjang jalan Pulau Jawa. Pada tahun
1828 pernah menjadi tanaman wajib masyarakat Jawa. Kami gunakan nama ini menjadi
nama perusahaan kami yang bergerak di bidang khusus Batik Pewarna Alami yang beralamat di Pelem
Kidul, RT 12 RW 02 No.25, Baturetno, Banguntapan, Bantul, Yogyakarta Indonesia.
Contact person : by Jogjafarmindo, +6282328695966,
o0o
Kopi Moka Menoreh
Dimana kopi ini diolah dengan cara tradisonal oleh masyarakat setempat yakni dengan cara sangrai tanah liat sehingga menghasilkan kopi yang harum. Kelebihan dari kopi ini tanpa dicampuri coklat sudah serasa ada coklat (moka). Kami juga menyediakan Black Moca, Black Moka Single, Kopi Jahe Merah dan White Moka.
(Apium
graveolens)
Latar
Belakang Penggunaan Zat Pewarna Alami oleh IKM Batik “BIXA”
Sejak zaman nenek
moyang kita bangsa Indonesia telah menggunakan zat pewarna alami (ZPA) yang
berasal dari jenis tumbuh-tumbuhan tertentu sebagai misal warna biru, diperoleh
dari tumbuh-tumbuhan Indigofera tinctoria (tom, taum, tarun, saloan), warna
merah dari tumbuhan Morinda citrifolia (pace, sunthi, noni), warna kuning dari
tumbuhan Curcuma longa (kunyit) dan warna hitam perpaduan dari warna biru dan
coklat, dimana warna coklat diperoleh dari tumbuh-tumbuhan Ceriops condolleana
(tingi), Pelthoperum pterucarpum dan Cudrania javanensis (tegeran, kayu
kuning). Zat pewarna alami disamping berasal dari tumbuh-tumbuhan dapat juga
berasal dari binatang ataupun dari mineral sebagai misal warna violet yang
berasal dari Lacdye, Chochineal, warna hitam dari lumpur.
Pemakaian zat pewarna
alami pada waktu itu di zaman sebelum masehi sangat sulit, rumit, tidak stabil
dan jenis zat warnanya sangat terbatas, karena pencelupan harus dilakukan sampai
20-30 kali celup dan membutuhkan waktu hingga berbulan-bulan, warna yang
dihasilkan monoton, ekstrak yang diperoleh tidak tahan lama, apabila disimpan
ditumbuhi jamur.
Pada tahun 1856 Williem Henry Perkin telah menemukan zat warna kimia yang disebut “mauve” atau orang biasa menyebut zat warna anilina atau zat warna ter batu bara karena diperoleh melalui isolasi dari batu bara yang selanjutnya disebut zat warna sintetik. Perkembangan selanjutnya adalah ditemukannya zat warna anilena hitam pada tahun 1863, zat warna direk pada tahun 1884, zat warna indantren pada tahun 1901, zat warna napthol pada tahun 1912, zat warna rapid yang merupakan campuran antara napthol dan garam diazonium ditemukan pada tahun 1920, zat warna indigosol pada tahun 1912 telah diketemukan dan merupakan ester asam sulfat dari leuko zat warna bejana yang pada intinya mencontoh struktur kimia yang ada pada tumbuhan Indigofera tinctoria dan perkembangan selanjutnya adalah zat warna reaktif yang biasa disebut dengan zat warna procion ditemukan pada tahun 1956.
Praktis setelah zat
warna sintetik masuk ke Indonesia yang diperkenalkan oleh bangsa Belanda
menggeser kedudukan zat pewarna alami, yang mana zat warna sintetik ini
mempunyai kelebihan-kelebihan yang tidak dimiliki oleh zat pewarna alami,
sebagai misal pencelupan hanya dilakukan 2-3 kali celup, warna yang dihasilkan
variatif, stabil dalam penyimpanan yang relatif lama. Bangsa Belanda
memanfaatkan hal tersebut untuk menjajah bangsa Indonesia hingga para perajin
batik dan produk tekstil lainnya sangat tergantung dengan zat warna sintetik.
Tinjauan lebih jauh, para ilmuwan bangsa Indonesia tidak diberi kesempatan
untuk mengembangkan zat pewarna alami yang konon banyak tumbuh di seluruh
wilayah Nusantara, terbukti setelah pada tahun 1996 tepatnya 1 Agustus 1996
pemerintah Belanda yang mengacu dari pemerintah Jerman melarang penggunaan zat
warna sintetis (kimia) tertentu yang mengandung gugus AZO diantaranya adalah
naphtol, rapid dan direk dimana zat warna tersebut menyebabkan penyakit kanker.
Penyebarannya dapat melalui epidermis (saat berkeringat zat warna tersebut
masuk melalui pori-pori kulit) maupun oral (biasa anak-anak memasukkan mainannya
ke mulut kemudian zat warna tersebut terbawa air liur masuk ke dalam tubuh).
Pelarangan tersebut tertuang di dalam surat CBI (Centre for Promotion at
Imports from Developing Countries) net. CBI / HB-3032, tanggal 13 Juni 1996.
o0o
Wisata dan education kopi organik..
Perjalanan wisata di Alam pegunungan Menoreh tepatnya
desa Madigondo Rt. 22, Rw.08, Sidoharjo, Samigaluh, Kulon Progo, Daerah
Istimewa Yogyakarta. Kode Post 55675, Indonesia. Tak hanya menikmati Kopi Organik
rasa MOKA asli di alam yang berhawa sejuk dan berkabut Anda akan praktek
menanam kopi Robusta Menoreh, Memanen kopi dan ikut memprosesnya dengan cara
tradisional. Tanaman kopi yang Anda tanam akan diberi nama Anda. Dan 2 tahun
kemudian akan panen perdana kopi yang Anda tanam, dengan harapan dari
penyelenggara Andalah yang memanennya dan memprosesnya.
Dapatkan pula aneka kopi seperti: Kopi Gelondong Merah, Kopi Ose
Kering, Kopi Sangrai, kopi bubuk dengan mix kopi lain, atau dengan rasa jahe
ada disini.
Contact person : by Jogjafarmindo, +6282328695966,
pin BB 56c270c0.
o0o
Adalah kopi Robusta yang dibudidayakan dipengunungan seribu di desa Sidoharjo kecamatan Samigaluh Kabupaten Kulon Progo Daerah Istimewa Yogyakakarta Indonesia.
Dimana kopi ini diolah dengan cara tradisonal oleh masyarakat setempat yakni dengan cara sangrai tanah liat sehingga menghasilkan kopi yang harum. Kelebihan dari kopi ini tanpa dicampuri coklat sudah serasa ada coklat (moka). Kami juga menyediakan Black Moca, Black Moka Single, Kopi Jahe Merah dan White Moka.
Contact person : by Jogjafarmindo, +6282328695966,
pin BB 56c270c0.
Bahan:
- 1 buah (ukuran kecil) lobak bulat
- 1 buah apel
- 75 gr seledri
- 1/2 buah jeruk keprok
- gula pasir secukupnya
Cara membuat:
--> Lobak, apel, jeruk keprok dicuci bersih lalu kupas bagian kulitnya
kemudian dijus hingga hancur. Seledri ditumbuk halus, peras, dan ambil airnya.
--> Minuman ini berkhasiat bagi penderita hipertensi, jantung koroner,
mencegah kanker usus, melancarkan pencernaan, menurunkan kolesterol dan sangat baik untuk wanita hamil.
Tips pertanian Organic
S.H
Soil Additive
1. Mencegah penyakit yang masuk lewat akar, seperti : bengkak akar pada Brasiceae,
2. Fusarium pada cucurbitaceae, layu bakteri dan phytiumsp.,nematode pada akar,
3. Memperbaiki sifat tanah dan memacu pertumbuhan tanaman.
Tabel 1
Bahan
|
Jumlah Bahan (%)
|
Keterangan
|
Ampas tebu
|
6,6
|
Dibuat tepung
|
SekamPadi
|
12,78
|
Dibuat arang sekam
|
Tepung Kerang/ cangkang telur
ayam
|
4,25
|
Dapat dibeli penjual pakan ternak
|
MOL labu Kayu/ MOL lain
|
8,25
|
Dibuat sendiri, unsur N
|
Trichoderma Harzianum
|
0,25
|
Sebagai pengendali penyakit layu
|
Metarhizium anisopliae
|
0,25
|
|
phospat
|
6,58
|
Tepung, unsur P
|
zeloit
|
60,5
|
b.
Proses Pembuatan:
ESemua bahan dicampur merata dan disimpan dalam tong plastic atau dapat dipakai langsung kelahan pertanian.
Pemakain secara terus menerus membuat ekologi alam, dimana agregat – agregat tanah menjadi baik oleh S.H. Soil Additive.
Catatan:
Dalam prakteknya bahan tersebut bila salah satu sulit didapatkan maka dapat
diganti yang setara atau ditiadakan. Dan temtu hasilnya tidak optimal
Pupuk cair Natural:
Pupuk cair Natural:
MOL
Cacing Lubricus
a.
Bahan:
5 kg Cacing Lr [yang masih hidup/segar]
10 lt Air Cucian Beras [Leri]
50 gr ragi
kue
5 lt air susu
basi (sebagai penumbuh bakteri Thricoderma)
5 lt Air kelapa/ 1 kg tauge [dihaluskan dg diblender]
1,5 Lt Air Gula [dari gula pasir 1 Kg dan
500 gr gula merah] atau tetes tebu
b.
Proses pembuatan:
1.
Cacing Lr. digiling hingga halus dan masukkan dalam
tong/ember plastik fermentasi.
2. Tambahkan Leri, Air kelapa/ tauge yang
dihaluskan +
air gula / tetes tebu dan diaduk hingga merata.
3. Tutup dengan plastik/
penutup kemudian plester/disolasi rapat, beri lobang udara dengan masukkan slang
plastik kecil yang dihubungkan dengan botol berisi air
jernih.
4.
Biarkan selama10 - 15 hari, atau sampai gelembung - gelembung udara tak keluar
dari slang plastik tersebut {dapat ditambahkan Pomi (pupuk organik cair) dalam
larutan tersebut}
5.
Pupuk siap pakai.
c.
Cara APLIKASI:
1. Campurkan Mol Cacing Lr. dengan perbandingan 1
Bagian Mol + 5 bagian air siap. Dikocorkan atau disemprotkan pada tanaman.
2. Guna membuat pupuk padat dengan disiram larutan MOL tersebut secara merata pada bahan-bahan organik atau kotoran ternak [sapi, kambing, jenis unggas]
atau diganti dengan tanaman kirinyu
(gulma) + bekatul + dolomit [kapur pertanian] dan difermentasikan.
3. Setelah
beberapa minggu pupuk kompos siap dipakai, dengan ciri bila dipegang dingn dan
ambyar bila ditebar.
Contact person : by Jogjafarmindo, +6282328695966,
pin BB 56c270c0.
Info Lingkungan:
Disamping dianggap merugikan bagi manusia sebenarnya ganggang rawa bisa dimanfaatkan manusia, untuk itu mari ikuti liputan ini;
Rawa Pening Jawa Tengah |
Pertama, Enceng gondok adalah tumbuhan air yang pertumbuhannya sangat pesat, bila dibiarkan maka akan menutupi seluruh permukaan rawapening dan tidak akan menyisakan space untuk nelayan melemparkan jala maupun memasang jaring. Untung sekarang banyak nelayan yang berubah profesi sebagai pencari enceng gondok untuk bahan kerajinan, sehingga membantu mengontrol pertumbuhan enceng gondok. Enceng gondok mempunyai akar yang menggantung didalam air dan merupakan tempat persembunyian yang ideal buat jenis juvenil anak udang untuk menghindar dari pemangsa. Selain juvenil anak udang juga banyak juvenil anak ikan yang berlindung dari predator diantara akar enceng gondok ini. Memang juvenil ikan dan udang sukanya mencari makan didekat permukaan. Jadi akar enceng gondok ini membantu meningkatkan prosentase keselamatan regenerasi ikan dan udang. Sementara di permukaan enceng gondok menjadi surga bagi burung untuk mencari makan dan bersarang.
Regenerasi enceng gondok yang cepat
juga diikuti dengan umurnya yang pendek, enceng yang mati akan
terendapkan di dasar rawa menjadi gambut. Dan laju pengendapan gambut di
rawapening ini juga relatif tinggi bila dilihat dengan skala waktu
geologi, untuk mendangkalkan sebuah rawa. Untungnya lagi sekarang banyak
nelayan yang mengambil gambut untuk pupuk sehingga membantu mengurangi
laju pendangkalan.
Enceng gondok ini sering membuat koloni yang kuat dan luas, saling mengikat, kadang ada gambut yang naik kepermukaan disebabkan kandungan gas metan, terikat oleh akar enceng gondok dan membentuk seperti pulau enceng gondok yang apabila diinjak orang tidak tenggelam. Koloni enceng gondok ini sering terbawa angin musiman kemana angin mengarah dan menabrak menghacurkan semua yang dilewati, seperti branjang, karamba, jaring, gubuk semuanya ambruk diterjang masa enceng gondok yang masiv dan luas didorong oleh angin yang kuat.
Terkadang ada perahu orang mancing yang terjebak dijepit enceng gondok, pernah tetanggaku Mas Kasri maniak mancing, mancing pas musim angin, tiba-tiba terjepit di tengah tengah 2 koloni besar enceng gondok yang luas, yang berjalan terbawa angin, terperangkap sampai 3 hari 3 malam tidak bisa lepas dari enceng gondok, tau tau sudah ditengah-tengah eceng gondok, berteriak teriak sampai capek tidak ada yang mendengar, akhirnya menangis sambil narikin enceng gondok satu persatu. Padahal Mas Kasri itu preman, badan bertato hihe.... nangis juga sama enceng gondok. Makanya kalo mancing pas musim angin jangan ke tengah, lihat kanan kiri, ojo mandeng iwak wae mbul!!
Satu hal yang sering luput dari pengamatan dan pertimbangan ekologis tentang keberadaan enceng gondok adalah adanya ganggang rawa (Hydrilla verticillata). Ganggang rawapening ini juga mempunyai pertumbuhan yang sangat cepat dan super ekspansive, tidak kalah dengan enceng gondok. Sebabnya adalah memang merupakan jenis ganggang super ekspansive dan sebab kedua adalah kejernihan dan kedangkalan rawa yang menyebabkan intesitas cahaya matahari membantu maksimal pertumbuhan ganggang ini. Bagi yang pernah memelihara jenis cabomba aquatica di aquarium akan tahu berapa pesatnya pertumbuhan jenis ganggeng ini, aku dulu pernah juag memelihara di akuarium, tak kasih lampu, luar biasa, tiap minggu aku harus ngobok obok akuarium untuk memotongi, membuang dan mengatur ulang tanaman ini di akuarium, karena kalau tidak, dalam 2 minggu akuariumku sudah penuh dengan ganggang ini. Makanya jenis ganggang ini tidak dirokemendaiskan untuk tanaman hias akuarium, karena kecepatan tumbuhnya yang luar biasa.
Pernah suatu kali aku berenang di rawapening, kaki tidak leluasa berenang karena tersangkut sangkut ganggang jenis Hydrilla. Saya chek kedalaman air memakai galah dayung bambu sekitar 4 meteran, dan ganggan ini tumbuh sampai 30 cm dari permukaan. Bayangkan bahwa dasar rawa pening adalah sebuah hutan ganggang yang rapat dengan panjang sulur-sulurnya sekitar 4 meteran, dengan cabang yang lebat. Untuk ada enceng gondok yang menutupi hampir separo rawapening sehingga membantu menutupi ganggang dari matahari, sehingga membantu mengontrol isi rawa dari keganasan ganggang ekspansive ini. Ganggang dijumpai tumbuh pesat di rawapening, terutama dangkalan yang jarang tertutup enceng gondok.
Bayangkan jika 90% kolom air rawapening dipenuhi ganggang ini, kemudian pada malam hari ganggang ini akan menghisap habis kandungan oksigen di rawa pening!!! mau kemana ikan mencari oksigen, untung ada enceng gondok, yang membantu membunuh ganggang super ekspansive ini, dengan menutup akses matahari ke dalam air.
Kalau tidak ada enceng gondok, mungkin rawapening sudah penuh dengan ganggang ini, dan ikan rawa hanya akan didominasi ikan labirin yaitu betok, gabus (betik & kutuk) dan ikan yang mengambil oksigen ke permukaan, yaitu sepat (iwak idolamu kabeh mbul...). Mujair akan musnah, grascarp, tawes tidak bisa hidup kalau malam hari oksigen habis oleh disedot ganggang, memang sih.... kalau siang memproduksi osigen, tapi kalau malam menghabiskannya. Sekali lagi 'untung ada enceng gondok'
Gambar:
kiri; Cabomba aquatica, menyukai tempat berarus dan jernih seperti di depan muara kali muncul
kanan; Hydrilla verticillata, mendominasi hampir 90% dasar rawapening.
Memang enceng gondok ini banyak dikeluhkan oleh pencari ikan dan para pemilik keramba. Kadang kalau lagi musim angin, enceng gondok yang membentuk koloni besar dan luas ini akan berjalan tertiup angin dan akan menerjang dan menghancurkan apa saja yang dilwati, termasuk branjang dan karamba. Selain itu juga menutup akses menuju karamba dan branjang, serta menghilangkan space untuk menjala, memasang jaring, memasang icir dan juga bagi pemancing akan kesusahan menuju spot terdalam yang banyak ikannya.
Ya sudah daripada pusing pusing memikirkan bagaimana caranya menghilangkan enceng gondok di rawa, isu-nya butuh dana 900 Milyar untuk membersihakan enceng gondok, mending ditata aja pertumbuhan enceng gondok ini dan sukuri aja keberadaan enceng gondok hiha.....
gambar; ilustrasi ikan rawa pada siang hari dimana air kaya oksigen,
dan ikan pada malam hari kita oksigen air rawa habis disedot ganggang
rawa hydrilla (From Junk et al.,
1997), dari gambar tersebut menunjukkan bahwa jenis ikan labirinlah
yang akan sangat survive dirawa (betok, gabus, sepat), ini menjelaskan
mengapa ikan nilem rawa atau wader ijo hanya mengumpul disekitar mata
air rawa yang kaya oksigen seperti bukit cinta atau di muara kali muncul
yang kaya oksigen. Menjelaskan juga kenapa ikan tawes dan grascarp
tidak mau tinggal dirawapening, karena tawes, grasscarp, serta tombro
adalah ikan yang membutuhkan oksigen tinggi baik siang maupun malam.
Ikan ikan jenis ini hanya ada didepan muara sungai muncul, atau
disekitar rawa yang dalam dan sering tertutup enceng gondok, yang tidak
ditumbuhi ganggang yang menghabiskan oksigen pada malam hari.
gambar; tabel kandungan oksigen rawa VS jam (From Jedicke et al., 1989), menunjukan penurunan kadar oksigen yang sangat drastis pada jam 9 malam, dan pucaknya jam 6 pagi, hanya ikan labirin (ikan gabus, betok, sepat) yang mampu bertahan dikondisi yang hampir zero oksigen ini, ikan nila kalau malam akan mengambil oksigen kepermukaan, capek kasihan. Ini menjelaskan kenapa karamba nila di rawa pening ikannya susah besar, walaupun diberi porsi makan sama dengan ikan nila yang dipelihara di karamba kedung ombo, yaitu; ikan karamba rawa pening kalau malam kecapekan megap megap dipermukaan mencari oksigen, stress sehingga susah besar. Kalau ikan di luar karamba mungkin bisa lari ke daerah mata air rawa atau di muara sungai muncul yang kaya oksigen dimalam hari, tapi kalo yang dikaramba? kasihan memang nasib ikan karamba rawapening, yang pemilik karambanya tidak tahu dimana seharusnya memasang karamba. Yaitulah konsekwensi dari rawa dangkal, jadi habitat hydrilla yang haus oksigen dimalam hari, tapi lumayan hampir 60% permukaan rawa ditutup enceng gondok, yang membantu membatasi perkembangan hydrilla dengan menutup akses sinar matahari ke dasar rawa. Jadi point yang bisa di ambil adalah;
- enceng gondok mengotrol pertumbuhan ganggang rawapening hydrilla sp,
- enceng gondok secara tidak langsung memperbaiki kandungan oksigen rawa dimalam hari,
- rawa pening adalah jenis rawa dangkal, dimana merupakan habitat ganggang hydrilla & cabomba sp (penyedot habis oksigen air rawa dimalam hari)yang bisa mendominasi dan memusnahkan habitat ikan pelagis non labirin kalau permukaan rawa tidak ditutupi enceng gondok untuk menutup akses matahari yang dibutuhkan ganggang hydrilla untuk berkembang biak
- rawa pening pada umumnya kurang bagus untuk karamba (realita menjawab),
- kandungan oksigen dalam air di rawapening habis dimalam hari
Enceng gondok ini sering membuat koloni yang kuat dan luas, saling mengikat, kadang ada gambut yang naik kepermukaan disebabkan kandungan gas metan, terikat oleh akar enceng gondok dan membentuk seperti pulau enceng gondok yang apabila diinjak orang tidak tenggelam. Koloni enceng gondok ini sering terbawa angin musiman kemana angin mengarah dan menabrak menghacurkan semua yang dilewati, seperti branjang, karamba, jaring, gubuk semuanya ambruk diterjang masa enceng gondok yang masiv dan luas didorong oleh angin yang kuat.
Terkadang ada perahu orang mancing yang terjebak dijepit enceng gondok, pernah tetanggaku Mas Kasri maniak mancing, mancing pas musim angin, tiba-tiba terjepit di tengah tengah 2 koloni besar enceng gondok yang luas, yang berjalan terbawa angin, terperangkap sampai 3 hari 3 malam tidak bisa lepas dari enceng gondok, tau tau sudah ditengah-tengah eceng gondok, berteriak teriak sampai capek tidak ada yang mendengar, akhirnya menangis sambil narikin enceng gondok satu persatu. Padahal Mas Kasri itu preman, badan bertato hihe.... nangis juga sama enceng gondok. Makanya kalo mancing pas musim angin jangan ke tengah, lihat kanan kiri, ojo mandeng iwak wae mbul!!
Satu hal yang sering luput dari pengamatan dan pertimbangan ekologis tentang keberadaan enceng gondok adalah adanya ganggang rawa (Hydrilla verticillata). Ganggang rawapening ini juga mempunyai pertumbuhan yang sangat cepat dan super ekspansive, tidak kalah dengan enceng gondok. Sebabnya adalah memang merupakan jenis ganggang super ekspansive dan sebab kedua adalah kejernihan dan kedangkalan rawa yang menyebabkan intesitas cahaya matahari membantu maksimal pertumbuhan ganggang ini. Bagi yang pernah memelihara jenis cabomba aquatica di aquarium akan tahu berapa pesatnya pertumbuhan jenis ganggeng ini, aku dulu pernah juag memelihara di akuarium, tak kasih lampu, luar biasa, tiap minggu aku harus ngobok obok akuarium untuk memotongi, membuang dan mengatur ulang tanaman ini di akuarium, karena kalau tidak, dalam 2 minggu akuariumku sudah penuh dengan ganggang ini. Makanya jenis ganggang ini tidak dirokemendaiskan untuk tanaman hias akuarium, karena kecepatan tumbuhnya yang luar biasa.
Pernah suatu kali aku berenang di rawapening, kaki tidak leluasa berenang karena tersangkut sangkut ganggang jenis Hydrilla. Saya chek kedalaman air memakai galah dayung bambu sekitar 4 meteran, dan ganggan ini tumbuh sampai 30 cm dari permukaan. Bayangkan bahwa dasar rawa pening adalah sebuah hutan ganggang yang rapat dengan panjang sulur-sulurnya sekitar 4 meteran, dengan cabang yang lebat. Untuk ada enceng gondok yang menutupi hampir separo rawapening sehingga membantu menutupi ganggang dari matahari, sehingga membantu mengontrol isi rawa dari keganasan ganggang ekspansive ini. Ganggang dijumpai tumbuh pesat di rawapening, terutama dangkalan yang jarang tertutup enceng gondok.
Bayangkan jika 90% kolom air rawapening dipenuhi ganggang ini, kemudian pada malam hari ganggang ini akan menghisap habis kandungan oksigen di rawa pening!!! mau kemana ikan mencari oksigen, untung ada enceng gondok, yang membantu membunuh ganggang super ekspansive ini, dengan menutup akses matahari ke dalam air.
Kalau tidak ada enceng gondok, mungkin rawapening sudah penuh dengan ganggang ini, dan ikan rawa hanya akan didominasi ikan labirin yaitu betok, gabus (betik & kutuk) dan ikan yang mengambil oksigen ke permukaan, yaitu sepat (iwak idolamu kabeh mbul...). Mujair akan musnah, grascarp, tawes tidak bisa hidup kalau malam hari oksigen habis oleh disedot ganggang, memang sih.... kalau siang memproduksi osigen, tapi kalau malam menghabiskannya. Sekali lagi 'untung ada enceng gondok'
Gambar:
kiri; Cabomba aquatica, menyukai tempat berarus dan jernih seperti di depan muara kali muncul
kanan; Hydrilla verticillata, mendominasi hampir 90% dasar rawapening.
Memang enceng gondok ini banyak dikeluhkan oleh pencari ikan dan para pemilik keramba. Kadang kalau lagi musim angin, enceng gondok yang membentuk koloni besar dan luas ini akan berjalan tertiup angin dan akan menerjang dan menghancurkan apa saja yang dilwati, termasuk branjang dan karamba. Selain itu juga menutup akses menuju karamba dan branjang, serta menghilangkan space untuk menjala, memasang jaring, memasang icir dan juga bagi pemancing akan kesusahan menuju spot terdalam yang banyak ikannya.
Ya sudah daripada pusing pusing memikirkan bagaimana caranya menghilangkan enceng gondok di rawa, isu-nya butuh dana 900 Milyar untuk membersihakan enceng gondok, mending ditata aja pertumbuhan enceng gondok ini dan sukuri aja keberadaan enceng gondok hiha.....
gambar; tabel kandungan oksigen rawa VS jam (From Jedicke et al., 1989), menunjukan penurunan kadar oksigen yang sangat drastis pada jam 9 malam, dan pucaknya jam 6 pagi, hanya ikan labirin (ikan gabus, betok, sepat) yang mampu bertahan dikondisi yang hampir zero oksigen ini, ikan nila kalau malam akan mengambil oksigen kepermukaan, capek kasihan. Ini menjelaskan kenapa karamba nila di rawa pening ikannya susah besar, walaupun diberi porsi makan sama dengan ikan nila yang dipelihara di karamba kedung ombo, yaitu; ikan karamba rawa pening kalau malam kecapekan megap megap dipermukaan mencari oksigen, stress sehingga susah besar. Kalau ikan di luar karamba mungkin bisa lari ke daerah mata air rawa atau di muara sungai muncul yang kaya oksigen dimalam hari, tapi kalo yang dikaramba? kasihan memang nasib ikan karamba rawapening, yang pemilik karambanya tidak tahu dimana seharusnya memasang karamba. Yaitulah konsekwensi dari rawa dangkal, jadi habitat hydrilla yang haus oksigen dimalam hari, tapi lumayan hampir 60% permukaan rawa ditutup enceng gondok, yang membantu membatasi perkembangan hydrilla dengan menutup akses sinar matahari ke dasar rawa. Jadi point yang bisa di ambil adalah;
- enceng gondok mengotrol pertumbuhan ganggang rawapening hydrilla sp,
- enceng gondok secara tidak langsung memperbaiki kandungan oksigen rawa dimalam hari,
- rawa pening adalah jenis rawa dangkal, dimana merupakan habitat ganggang hydrilla & cabomba sp (penyedot habis oksigen air rawa dimalam hari)yang bisa mendominasi dan memusnahkan habitat ikan pelagis non labirin kalau permukaan rawa tidak ditutupi enceng gondok untuk menutup akses matahari yang dibutuhkan ganggang hydrilla untuk berkembang biak
- rawa pening pada umumnya kurang bagus untuk karamba (realita menjawab),
- kandungan oksigen dalam air di rawapening habis dimalam hari
**Catatan: Hydrilla verticillata selain untuk pakan ikan dapat dijadikan pupuk cair yang bermanfaat bagi tanaman yang dibudidayakan. (Thursday, November 19, 2009,rini ml)
Tumpukan Pokcing |
Pupuk padat organik:
Pupuk padat organik Pokcing / kascing
- Tanaman Padi : per 1000 - 2000 m2 membutuhkan 240 kg pokcing. Pemakaiannya ; sebelum diluku-garu pupuk ditebar 120kg. Umur 15 hst (setelah tandur,ngilir) tebar merata 60kg. Setelah padi meteng tebar lagi merata 60kg pupuk dg air macek/ becek.
- Tanaman di Bedengan, (LEBIH LANJUT HUBUNGI PEMILIK BLOGG INI)
- Tanaman Perkebunan, (LEBIH LANJUT HUBUNGI PEMILIK BLOGG INI)
- Tanaman Hutan (tanaman keras), (LEBIH LANJUT HUBUNGI PEMILIK BLOGG INI)
- Perikanan, sebagai dasar dan penumbuh plakton. 250gr per m2
Contoh tanaman sela Orok- orok [Clorotacea junceae] sebagai bahan pupuk hijo atau pakan ternak.
Hasil dari kotoran Cacing Lubricus sebagai pupuk padat organik dan
media berkembangnya phitoplankton, cadangan makanan anakan ikan yang
dibudidaya. Kotoran Hewan (KoHe) sapi menjadi Kascing/Pokcing, dimana
mengandung unsur-unsur yang sangat bagus bagi tanaman , karena:
Contact person : by Jogjafarmindo, +6282328695966,
pin BB 56c270c0.
Contact person : Paul Harjanto / +62 (0)823 2869 5966 (WA)
Tips.
10 Cara
Pintar Ambil Risiko Dalam Berbisnis
Oleh Martin Zwilling | Forbes
Kata “risiko” memang
memiliki pengertian negatif bagi sebagian orang. Tetapi, berani mengambil
risiko dalam bisnis tidaklah sama dengan menjadi orang yang sembrono. Justru
pengusaha sejati akan memandang risiko sebagai sesuatu yang positif dan penuh
tantangan. Mereka akan mengantisipasi hal-hal tak terduga demi mendapatkan
untung besar.
Saya menemukan ringkasan
hebat mengenai strategi kunci yang digunakan, lengkap dengan cerita
kehidupannya, dalam buku yang berjudul “The Risk Takers”, karya Renee dan Don
Martin. Berikut adalah daftar tersebut, disertai prioritas dan pendapat saya:
1. Cari tren
terbaru dan kembangkan.
Sering kali, perubahan
kultur atau tren ekonomi akan memberi peluang usaha baru. Tantangannya adalah
menyadari perubahan tersebut lebih awal, lalu ambil tindakan, meski terdapat
risiko. Inilah awal mula keuntungan para pelopor bisnis.
2. Cari harta karun yang terpendam dan
temukan pasar yang belum dilirik orang.
Bahkan perusahaan
berpenghasilan triliunan rupiah tidak bisa menawarkan segalanya kepada semua orang.
Tidak ada yang lebih menyenangkan daripada menemukan pasar menguntungkan yang
tidak dilihat atau bahkan diincar orang lain.
3. Manfaatkan
kelemahan pesaing dan jadikan itu sebagai kekuatan Anda.
Pengusaha yang memiliki
pandangan tajam memiliki bakat melihat dunia melalui sudut pandang
pelanggannya. Kualitas yang dimiliki tersebut dapat membantu Anda tampil
menonjol dalam kekurangan dan kelemahan pesaing.
4. Tajamkan
pandangan.
Kapan pun ada kesempatan,
perhatikan dengan saksama area pasar yang diabaikan pesaing. Hal tersebut lebih
mudah dilakukan daripada meredupkan produk-produk yang sudah terkenal, dan
menunggu perubahan konsumsi pelanggan, meskipun solusi yang Anda miliki lebih
baik.
5. Patahkan aturan
konvensional.
Banyak nama pengusaha
tercatat dalam buku sejarah keberhasilan karena mereka telah berani menyimpang
dari formula dan cara berpikir yang mapan dan sudah ada. Menantang tradisi yang
sudah ada mampu membuka pintu keuntungan kompetitif.
6. Hemat uang dan
beriklan dengan biaya yang murah.
Jika Anda memulai bisnis
dengan modal yang pas-pasan, ada cara kreatif untuk menarik perhatian pelanggan
tanpa iklan yang mahal. Mulailah dengan media sosial, blogging, dan promosi
dari mulut ke mulut.
7. Jangan biarkan
kesulitan dan kegagalan mengalahkan Anda.
Daftar peringkat
pengusaha sukses diisi oleh para pria dan wanita yang menolak berhenti percaya
pada dirinya sendiri, meski mendapatkan cemoohan dari orang lain yang
menyakitkan. Ketahanan dan ketekunan bisa membawa Anda menuju kesuksesan.
8. Percaya pada intuisi.
Sebuah badan penelitian
menyatakan, intuisi adalah bentuk nyata pengetahuan. Itu merupakan kemampuan
yang dapat Anda asah dan kembangkan — hal tersebut dapat sangat bermanfaat
dalam menyelesaikan masalah dalam lingkungan bisnis yang kacau dan tidak bisa
diprediksi. Dalam kondisi seperti itu, intuisi mampu mengalahkan analisis
rasional.
9. Terus ciptakan
inovasi.
Pengusaha dengan kinerja
yang bagus memulai dari nol untuk menciptakan perusahaan yang dikenal luas dan
terus menyesuaikan diri agar dapat bertahan di tengah perubahan pasar. Perasaan
terlalu cepat puas itu seperti ban bocor halus. Ketika Anda menyadarinya,
kerusakan sudah sangat parah.
10. Mulai sekarang juga!
Waktu yang sempurna untuk
memulai bisnis tidak akan datang dengan sendirinya. Sering kali, menunggu hanya
memberi kesempatan bagi pesaing untuk memukul Anda dengan telak. Jika Anda
percaya ide Anda akan sukses, maka ambillah risiko dan mulailah beraksi.
Percayalah terhadap
kekuatan ide Anda dan segera mulai kejar impian dunia usaha Anda. Dengan
kecerdasan dalam mengenal risiko, Anda pun akan mampu meraih sukses.
|
Adalah distributor, trainer, dan konsultan dibidang pertanian pro organik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar